Jumat, 11 November 2011

Legenda - legenda di kota Jogja 3

36. Dolanan Bocah
Gotri legendri
Salah satu dari permainan anak anak Jawa yang sudah punah. Anak anak bermain melingkar, jongkok ditanah. Mereka saling menggilirkan batu ke sebelahnya sambil menyanyikan lagu.
Gotri legendri nogosari
thiwul uwal awul jadah mbantul
dolan awan awan nggolek kodok
titenana besok gedhe dadi apaa
padha mbako enak mbako sedhep
dhempo ewa ewo kaya kodok

Kemudian, yang mendapatkan batu terakhir dia jadi kodok

Permainan anak anak yang lain seperti
Bethet Thing Thong
Bethet thing thong legendar gong
gonge ilang
cam cao gula batu kedhawung ilang

Boy-boynan
Pemain berusaha melemparkan tumpukan pecahan genting, atau kreweng dengan bola kasti atau tenis. Satu orang berusaha mencegahnya.

Udan barat
Permainan menggunakan gacuk, bisa dari pecahan tegel atau kereweng. Dimainkan dengan melemparkan batu ke garis, yang paling dekat dengan garis dia yang mulai main. Gacuk dipasang di kaki, kemudian orang berjalan jingkat jingkat dengan gacuk terpasang disatu kaki. Yang kalah menggendong yang menang, dari garis ke garis.

Benthik
Mungkin sudah banyak dibahas di blog yang lain. Permainan menggunakan dua batang kayu besar dan kecil. Pemain berusaha mencungkil kayu kecil (dengan kayu agak panjang) dari sebuah lubang. Jika pemain lawan tidak bisa menangkapnya, maka lanjut ke level selanjutnya, yaitu Patil Lele.

Tawonan
Permainan berkelompok. Dimainkan dengan membuat lingkaran besar di tanah tempat memenjarakan pemain lawan yang tertangkap.

Jek-jekan
Dimainkan berkelompok. Masing masing pemain berusaha menyentuh tiang milik lawan. Pemain yang baru saja menyentuh tiang sendiri, jika dia menyentuh lawan, maka lawan akan dipenjara ditiang milik dia. Istilahnya, tuwo tuwonan.

Ingkling atau engklek
Ada ingkling gunung, ikling montor mabur, ingkling kates, dll

Jamuran
Dimainkan berkelompok beramai ramai bergandengan tangan melingari seorang di tengah, sambil menyanyikan lagu dibawah rembulan penuh.
Jamuran, yo ge gethok, jamur apa, yo ge gethok, semprat semprit jamur apa?
lalu pemain yang ditengah menyebutkan sesuatu, seperti:
Jamur parut, maka pemain yang melingkar harus mengangkat kakinya untuk dikili kitik dengan kereweng, jika tertawa maka dia jadi yang ditengah
Jamur kendhil borot, semua pemain harus kencing wakakakakkaakakaka marahi kemekelen
dan jamur jamur lainnya

Ancak-ancak alis
Permainan yang juga dimainkan beramai ramai. Dua orang anak menggabungkan kedua tangan mereka dan diangkat tinggi. Anak-anak yang lain membuat rangkaian satu persatu memasuki melewati kedua anak tadi, sambil menyanyikan lagu
Ancak-ancak alis, si alis kabotan kidang
anak-anak kebondungkul si dhungkul...bla bla bla lupa, ada yang ingat?

Cublak-cubkal suweng
Satu orang diminta melakukan posisi seperti orang bersujud, ndhekem. Kemudian empat atau lima anak lainnya bermain menggilirkan sebuah kerikil ditangan mereka. Setelah selesai, anak yang ndhekem tadi menebak kerikil di tangan siapa.
Cublak cublak suweng, suwenge ting gelenter,
mambu ketundhung gudel
pak gemppng lela legung sapa ngguyu ndhelikake
sirpong dhele kosong sir, sirpong dhele kosong

Sepak Sekong
Permainan yang menggunakan bola, biasanya bola plastik. Satu anak menangkap bola yang disepak oleh satu dari mereka. Setelah bola disepak, anak anak yang lain lalu sembunyi. Pemain yang menangkap bola, lalu mencari mereka dan menjaga supaya bolanya tidak disepak oleh pemain lainnya. Jika bola berhasil disepak lainnya, maka harus diulang lagi dan sibocah penunggu bola harus menunggu bola lagi.

Kempyeng atau cring-crong
Permainan anak-anak putri menggunakan uang receh sebanyak lima buah atau berjumlah ganjil. Uang dibolak balik di telapak tangan luar dan dalam. Uang disebar, setelah disebar, uang ditembakkan satu sama lain atas permintaan lawan. Kenapa harus ganjil? satu koin digunakan sebagai penghalang.

Subyung, bekelan, dll

37. Nas Ping
Frase ini diucapkan jika kita sedang reserve mengenai sesuatu (ngecim). Nilai hukumnya lebih kuat dari sekedar ngecim saja. Biasanya diucapkan lengkap seperti ini
"Nas ping, nas kali pating sapa ndemok dosa....." didahului dengan menggigit ujung jari dan mengolesi dengan ludah sebelum melakukan gerakan menyilang imaginer pada sesuatu yang akan di cim

38. Kuyuhan dibawah Kretek Kewek
Jembatan atau Kretek Kewek, berasal dari kata Kerk=Gereja dan Wek=Weg=Jalan. Merupakan serapan dari kata bahasa Belanda. Dahulu kretek kewek ini adalah cikal bakal prostitusi terkenal di Jogja, Sarkem, Pasar Kembang. karena tepat di sebelah atas jembatan selain digunakan untuk mangkal para PSK, juga untuk jualan kembang segar sebelum akhirnya prostitusi ini dipindah ke daerah Sosrowijayan.
Orang jogja, pasti sekali dua kali pernah merasakan kecipratan uyuh ketika melintas di bawah jembatan ini yang notabene adalah jalan atau rel kereta. Kuyuhan dibawah Kretek Kewek ini menjadi fenomena unik di Jojga. Ra ngandel??? takon aku ki sing wis kuyuhan makaping kaping

39. Wiwitan
Bagi yang tinggal di Jogja pedesaan pasti pernah mengalami ini. Wiwitan adalah pembagian berkat berupa nasi dan lauk pauk, biasanya gudangan sayur diberi teri dan peyek serta buah, mirip dengan bancakan. Dilakukan untuk me-wiwit-i atau memulai panen padi. Begitu terdengar suara "wiwittt,,,wiwitttt,,,," bertalu talu dari mulut ke mulut, anak-anak lantas lari ke sawah untuk meminta sepincuk nasi berkat sambil membawa daun pisang sebagai alas makan.

40. Senisono
Gedung disebelah ujung timur selatan kompleks gedung kepresidenan Jogja adalah gedung yang sangat melegenda. Gedung ini dahulu sebelum "dipugar" digunakan untuk kegiatan berkesenian, termasuk pameran. Pada medio 80-an, gedung ini pernah digunakan untuk pameran OSHIN. Di situ dipamerkan barang-barang, pernak-pernik syuting film OSHIN.

41. Legenda Manuk Bence dan Culi
Manuk atau burung Bence, kedatangannya yang ditandai dengan suara ocehannya pada tengah malam, dijadikan tanda akan adanya bahaya, kematian, bencana, dll. Sedangkan manuk atau burung Culi, dijadikan tanda bahwa ada jenazah yang tali kain kafannya belum dilepas, sehingga minta diculi, di-uculi (dilepas-Jawa).

42. Mitos dilarang nuding kuburan
Dahulu semasa saya kecil, jika kita tidak atau dengan sengaja menudingkan jari kita ke arah kuburan, maka kita harus menggigit ujung jari (nggeget-nggeget) yang digunakan untuk menuding, jika bisa sampai berdarah, lantas ujung jari tersebut disentuhkan ke tanah dan bilang "amit-amit ora ndulit." Tanah yang menempel di ujung jari, baru boleh dibersihkan setelah sampai kerumah. Kalau tidak dibegitukan namanya nuding setan, jarinya bisa punther.

43. Bu abu abu abu abuuuuu, abune moasss
Frase ini diucapkan oleh seorang simbah tua yang sudah almarhum sejak saya kecil. Kalau tidak salah namanya mbah Krama. Menawarkan abu gosok yang digendongnya dipunggung dari Ambar binangun, tempat dia mengambil dan membungkusi abu bekas pembakaran tobong batu bata sampai ke pasar Gede. Harga satu plastik abu gosok berukuran 1 Kg seharga 25,-. Beliau selalu memanggil langganannya dengan sebutan Mas, either itu laki atau perempuan, karena mas di sini artinya nakmas, anak mas.

44. Loh, tapi kuda kan binatang.
Fragmen iklan layanan masyarakat di radio paling terkenal. Muncul pada awal tahun 80-an dan bertahan hingga akhir 80-an. Percakapan yang mengambil setting di atas andhong tersebut biasa disiarkan oleh RRI, Arma Sebelas, dan Retjo Buntung. Dialog dalam fragmen tersebut kurang lebih sbb:
Wanita1: Pak, tolong antarkan kami ke kota ya, Pak
[derap langkah kuda]
Kusir : Tapi, di kota nanti, tidak boleh membuang sampah sembarangan di jalan ya, Den.
Wanita2: Loh, Pak, itu tadi kudanya membuang kotoran di jalan?
[ringkikan kuda]
Wanita1: [bergumam] hmmm, betul juga ya,,,,[kaget] loh, tapi kuda kan binatang,,,,,
[ditutup dengan suara derap dan ringkikan kuda]

45. Ndemok silit kopeten
adalah lelagon dolanan anak anak yang agak vulgar. biasanya dilagukan untuk saling mengejek

"Ndemok silitttt kopeten ayo ten
tendangono ayo no, nogosari ayo ri, rina wengi ayo ngi, ngidul ngetan ayo tan, taun baru ayo ru, rujak degan ayo gan, gandul keyong ayo yong, yongo ngemis ayo mis, mesam mesem ayo sem, semar mendem ayo ndem,,,,,,ndemok siliiiiittt kopeten" dst dst

46. Mbah Atin
Mbah Atin adalah seorang ibu tua yang agak waras. Berbusana jarik-kebaya dan mengempit tas berwarna hitam, mbah Atin selalu saja tahu dan selalu ada jika ada sripah atau lelayu atau orang meninggal. Hingga, mbah Atin selalu dikait-kaitkan membawa kematian pada setiap daerah yang didatanginya.

47. Rumor tentang adanya hantu biyung tulung di njeron beteng
Dahulu, pernah sekali terjadi rumor tentang hantu biyung tulung di seputaran kadipaten ke arah ngasem (masih area njeron beteng). Hantu biyung tulung ini selalu tidak pernah menampakkan wujud, hanya suara yang mengaduh memanggil ibunya minta tolong "aduh biyung, tulung"

48. Dhingklik oglak-aglik
Salah satu jenis permainan tradisional anak-anak yang cara memainkannya meniru suatu bentuk bangku (dhingklik ) yang digunakan untuk duduk, yang keadaannya tidak stabil sehingga akan mudah goyah ( oglak-aglik). Permainan ini dimainkan oleh tiga, empat, atau lima anak dalam satu kelompok, yang sebaiknya seusia, sama besar, dan sama tinggi, agar dapat menjaga keseimbangan suatu bentuk dhingklik yan oglak –aglik...

Legenda - legenda di kota Jogja 2

16. JOXZIN 
Joxin, atau ada yang menyebutnya dengan kepanjangannya Pojox Pom Bensin, adalah grup gank tertua dan terkenal di Jogja. Bermula ketika anak anak seputaran malioboro dll, membuat kumpulan gank yang suka nongkrong di Perempatan Sultan Agung (timur Shoping) di depan POM Bensin Senopati yang sekarang sudah dijadikan taman parkir.
Versi lain mengatakan bahwa JOXZIN ini adalah akronim dari Joko Sinting. Selalu berkendara motor RX King. JOXZIN menginpirasi lahirnya gank lain seperti QZR, Qizruh yang jika melakukan tawuran selalu mengendarai motor Jet Colet dengan ciri khas sticker putih di slebor depan. Kemudian muncul gank lain seperti: CNX Conyax, Ardath Aku Rela Ditidurin Asal Tidak Hamil, CAJ Cina Anti Jawa, TRB Trah Budeg, dan yang agak baru ada GMX Gemax yang bermarkas di Kauman.

17. Bioskop-bioskop Legenda kota Jogja
Berikut nama-nama bioskop yang dulu sempat ngetop di kota Jogja.

President dan Senopati (Satu lokasi di Shoping Centre, sekarang Taman Pintar), Soboharsono, Widya (Seputaran timur alun alun utara), Indra, Permata, Arjuna, Empire, Reagent, Ratih, dll

Siapa yang tahu? tulis di komentar aja, nanti tak tambahkan

18. Muktamar Muhammadiyah ke-42
Muktamar ini diselenggarakan di kota Jogja pada bulan Desember tahun 1990. Ini menjadi fenomenal karena bersamaan dengan acara Visit Asean Year.

19. Kirab tinggalan dalem Sri Sultan HB IX dan kirab jumenengan Sri Sultan HB X
Setahun setelah meninggalnya Sultan HB IX bulan Oktober 88, tepatnya tanggal 7 Maret 89, diadakan Kirab Ageng Jumenengan Dalem Pangeran Mangkubumi menjadi HB X

20. Mencari kliping di Shoping
Hahaha dulu kalau ada tugas membuat kliping pasti tujuannya ke shoping. Shoping menjadi ramai sekali pada saat tahun ajaran baru. Shoping yang letaknya di sebelah timur Munumen Satu Maret, depan Bank Indonesia, menjadi tempat tujuan bagi ibu ibu membeli buku murah untuk anak-anaknya.

21. SMA 17-1
Hahaha orang dulu menyebutnya SMA Pitulassiji. SMA swasta yang mirip SMA Negri (karena ada angka 17nya) yang sangat fenomenal karena reputasinya dibidang BERANTEM. Terletak di Pingit, Ujung Selatan Jalan Magelang. Sejak beberapa tahun lalu lembaga yang menaungi SMA ini sudah bubar.

22. Jagading Lelembutnya Djoko Lodhang
Rubrik di Majalah Bahasa Jawa ini menjadi rubrik paling favorit, setelah rubrik Dhat Nyeng dibagian sampul belakang dan rubrik Pengalamanku. Berisi tentang cerita kisah nyata dari para pembaca mengenai kejadian metafisika dan hantu yang mereka alami. Rubrik ini dikemas seperti rubrik Cerkak dan Cerbung

23. Pak Abas CH
Semasa saya kecil, Pak Abas CH selalu mengisi sebuah acara di Radio Retjo Buntung bernama Pembacaan Buku. Acara ini berisi opera radio yang dinarasi oleh beliau. Diputar setiap hari Minggu jam 14.30. Diiringi gesekan rebab dan alunan melodi gender membuat acara ini semakin syahdu.

24. Hari Untarto
Mahasiswa abadi Biologi UGM ini adalah icon atensi dan pecinta radio, terutama UNISI. Hari, sehari harinya menghabiskan waktu untuk melakukan atensi, live phone ke radio radio di Jogja, biasanya mengirim lagu untuk Dian PTN, anak biologi angkatan 2000.

25. Jamu Gandring
Hahahaha ini tidak ada ditempat lain kecuali di Jogja, dan itupun hanya seorang. Jamu Gandring ini makanan, serupa permen, berasa jahe yang dibentuk bulat bulat kecil berwarna coklat. Simbah almarhum yang menjual jamu gandring ini biasanya meneriakkan "Ndriiinggg,,,Jamu Jamu Gandring" dengan tone rendah sambil membawa pikulan dibahunya. Ciri Khas lain adalah pikulannya ada semacam wayang orang di kedua sisi, tapi bukan tokoh wayang, hanya ciptaan si simbah penjual jamu gandring.
Dahulu, para ibu jika menemukan kesulitan "ndulang" anaknya dan/atau anaknya suka minta jajan, maka ibu itu akan bilang "nek jajanan terus ora gelem maem tak undangke mbah jamu gandring, ben digawa lebokne mbagor"

26. Es Goreng Pak Gathot
Terkenal di Sekolah-sekolah dasar seantero Jogja. Menjual es yang digoreng (dicelupkan) ke dalam kuah coklat, kemudian si pembeli mengambil lotere berupa kertas kosong yang jika dicelupkan ke dalam air, maka dalam kertas ini muncul tulisan. Biasanya menyertakan Horn dalam setiap aksinya.

27. Samijaya, Progo dan Toko Ramai
Tempat belanja dan kongkow paling legendaris di Jogja.

28. Bah Gemuk
Satu-satunya klinik dan toko obat China yang sejak saya masih bayi sudah melayani pengobatan di ujung selatan perempatan wirobrajan. Tabibnya namanya Bah Gemuk. Pengobatan untuk rakyat.

29. Kerkop (KerkHof)
Tempat nyekoki balita dan anak anak kecil yang susah makan atau sakit dengan jamu jamuan tradisional jogja. Bocah biasanya dicangar supaya membuka mulutnya, kemudian simbah yang nyekoki jamu, memeras jamu yang sudah dibungkus dengan kain putih tepat di atas mulut bocah yang terbuka. Dulu ada pomoe yang biasa dikatakan ibu ibu kalau bayinya susah makan
"Nek emoh maem mengko tak cekokke ning kerkop loh", lantas bayinya mau makan. Terletak di depan THR, THR dulu adalah kuburan yang dalam bahasa belanda adalah KerkHof.

30. Trinil, endi gembungkuuuuu
Pada medio 80-an, ada sebuah sandiwara radio berbahasa jawa yang diputar di Retjo Buntung dan RRI berjudul Trinil. Tokoh utama dalam sandiwara ini juga bernama Trinil, seorang gadis yang kemudian dibunuh dengan cara dimutilasi, kepala dan tubuhnya dipisahkan oleh pacarnya setelah pacarnya mengetahui bahwa trinil ini hamil. Lantas potongan tubuhnya dibuang di jurang oleh dia dan beberapa temannya. Kemudian, hantu trinil berupa kepala ini menghantui orang orang yang terlibat dalam pembunuhannya. Dan setiap dia menghantui, dia selalu bilang "Endi gembungkuuuu (mana tubuhku-Jawa)"
Versi lain menyebutkan, bahwa hantu yang mencari gembung itu adalah hantunya ibu tirinya Trinil yang mencari potongan tubuhnya. Setelah Trinil membunuh dan memutilasi ibu tirinya, lantas, gembungnya disembunyikan dibawah tempat tidur.

31. Kuncung dan Bawuk
Opera tivi untuk anak anak yang ditokohi oleh Kuncung dan Bawuk*sambil njembeng lambe*. Setelah itu acara ini ditiadakan sejak jaman saya masih bayi. Jadi saya cuma dengar ke Legenda an nya dari bapak. Hahaha. Yang saya ingat, kemudian muncul majalah Kuncung dan Bawuk.

32. Ra enak, tur larang, sing dodol ngentutan
Plesetan kata dari nyanyian yang diputar oleh penjual es keliling merk terkenal kala itu.

33. Montor Duyung
Semasa saya kecil, pernah ada isu tentang mobil box, atau truk, yang suka menculik anak anak dengan cara dimasukkan ke karung, orang-orang menyebutnya, Montor Duyung (mobil Duyung-Jawa). Kadang ibu ibu suka memasukkan ini ketika sedang menyuruh anaknya supaya pulang sekolah langsung pulang kerumah, tidak main jauh jauh dari rumah.
"..Le, aja dolan adoh adoh, mengko ndhak diculik karo Montor Duyung, dilebokne bagor,,,"

34. Sang Legenda: Mbi'ing, Cemul, dan Suprat
Mbi'ing adalah ibu ibu tua tidak waras dengan busana jarikan, kemana mana membawa payung dan nylempangkan jariknya nggembol sesuatu diperutnya. Mbi'ng almarhum rumahnya di daerah Kadipiro, tapi daerah jelajahnya dari Malioboro, ketimur sampai pernah saya temukan dia di daerah Condong Catur. Umpatan khas dari Mbi'ing adalah
",,,malinggg,,,malinggg,,,maling kijing,,,pateni wae!!" sambil mengacungkan payungnya dan mengkaitkan ke leher orang yang dianggapnya telah mengganggunya.

Cemul adalah orang tidak waras yang berbadan gendut. Tidak banyak bicara tapi suka dimintai nomor oleh orang orang. Wilayah jelajahnya dari rumahnya di Ketanggungan, sampai daerah Magelang, karena saya pernah melihat dia.

Suprat adalah orang tidak waras yang selalu bugil, hanya menutupi tubuh bagian depannya dengan bagor usang. Almarhum suka membawa batu, dan memunguti batu batuan yang ditemukan dijalan. Jika marah suka melempar orang. Suprat juga suka ditanya nomor butut oleh orang orang. Wilayah jelajahnya dari rumahnya di Sonosewu sampai ke Klaten. Saya pernah melihat dia sampai di Klaten.

35. Ida Gedhang
Saya mungkin sudah agak lupa tentang kejadian ini, baik tahun ataupun detailnya, karena mungkin saya masih kecil sekali. Yaitu ketika ada berita dari mulut ke mulut tentang seorang wanita bernama Ida yang masuk rumah sakit karena pisang yang dia gunakan untuk melakukan "swalayan" patah ditempat. Ada yang tahu detailnya? silahkan tulis disini.

Legenda - legenda di kota Jogja

1. Suara drumb-band tengah malam.
Sekitar tahun 80-an akhir, setiap tengah malam, di hari hari tertentu, kita orang jogja pasti mendengar suara drum-band. Kalau yang rumahnya barat, pastilah mengira asal suara itu dari timur, kalau dari selatan pastilah mengira itu asal suara drum-band dari arah utara, begitu pula sebaliknya. Anehnya, suara itu ketika dicari tidak ada satupun yang menemukan. Saya pernah minta kepada bapak untuk nonton itu drumb-band, lantas diantar sama bapak mencari asal suara itu, tapi tetap saja tidak ditemukan. Ini semua orang jogja asli pasti tahu.

2. Legenda Yu Darmi.
Tentang legenda hidup ini, mbak Tiwi nadanusantara pernah membahasnya di sini ., juga ada teman bahas di sini juga. Beliau adalah legenda dunia malam pinggir kota. Dengan payung hitam dan baju hangat semacam sweater berkerah menutup leher, beliau "bekerja" menjadi PSK senior. Rumahnya kalo ndak salah diselatannya stasiun lempuyangan.

Waktu SD ketika saya berangkat setor koran naik sepeda pagi-pagi dari jalan Diponegoro ke stasiun tugu dan lempuyangan, saya sering berpapasan dengan beliau, bahkan beliau sering menyapa sesiapa yang masih terbangun dini itu di sekitar area lempuyangan kadang di utara Kridosono. Tapi apa yang dilakukannya waktu itu saya ndak mudheng.

3. Gauk (sirine-Jawa) pabrik gula Madukismo
Suara gauk yang meraung raung setiap jam 5.45, 6.00, 21.45, dan pukul 22.00. Suara ini akan terdengar setiap musim tebang tebu atau disebut cembengan, yaitu pada bulan April-Oktober.

4. Gauk pitulasan, 1 maret, dan 10 november.
Suara gauk ini berasal dari tower gauk di selatan pasar Gampingan (Serangan) selatan jalan. Dulu disitu ada tower jaman belanda yang selalu dibunyikan pada tanggal tanggal tersebut. Kalau tanggal 1 maret dan 10 November pasti dibunyikan tepat jam 6 pagi. Kalau pas pitulasan pasti jam 10 pagi. Pada saat gauk pitulasan dibunyikan, ada ritual kusus yang dilakukan para mahasiswa Institut Seni Indonesia, yaitu tiarap. Tapi akhir 80-an, tower yang sudah tidak berfungsi sejak awal 90-an itu sudah dirubuhkan karena dibelakangnya dibangun PLN baru. Sebelum PLN, bangunan pabrik anim yang terkenal angker.

5. Air Mancur
Dulu di tengah perempatan Kantor Pos Besar ujung jalan Malioboro ada air mancurnya. Lalu sekitar pertengahan 80-an air mancur itu dihilangkan seiring meningkatnya volume lalu lintas yang melewati perempatan itu. Lantas, lokasi NOL kilometer itu dinamakan Air Mancur. Kalau ndak percaya tanya aja sama kernet bus kota jalur 9 warna oranye itu.

6. Suminten Edan
Hahaha tokoh kethoprak ini sangat fenomenal sekali. Siapapun pasti pernah nonton ketoprak ini, enta itu nonton dirumah sendiri atau di tetangga. Ketoprak yang sangat menakutkan bagi anak-anak kecil, hahaha, apalagi suara tangis bayinya Suminten. Tokoh yang memerankan Suminten Edan adalah Marsidah, BSc., dari sanggar ketoprak Sapta Mandala pimpinan pak Widayat. Rumah bu Marsidah dari dulu sampai sekarang di selatan pasar Ngringin di Patangpuluhan.

7. Gito-Gati PS Bayu
Tokoh kembar fenomenal dalam bidang perkethoprakan Jogja dan sekitarnya. Anak-anak kecil bisa membedakan keduanya dari "upa atau nasi yang menempel di pipi" salah satu dari keduanya. Anaknya, Bambang Rabies sampai sekarang masih eksis di dunia kesenian.


8. Kethoprak Sayembara TVRI Jogja
Beberapa judul yang masih saya ingat: Ampak-Ampak Singgelopuro; Kesaput ing Pedhut, Ampak-ampak kaligawe, dll. Terakhir kethoprak sayembara tahun 1994 dengan tokoh Ria Enes yang punya noda "toh" di lengan. Sponsor ketoprak sayembara terakhir adalah majalah Referendum yang terbit dan mati pada tahun-tahun tersebut. Salah satu tokoh yang sangat terkenal adalah Ki Bongol, seorang misterius yang sakti mengenakan caping. Dan ingat ga, kalau yang jadi mbok mban di setiap lakon selalu sama orangya, ibu ibu gemuk pendek, namanya Bu Titik, tapi panjangnya siapa ndak tahu.

9. Mbangun Desa
Cerita semacam opera sabun yang digunakan oleh pemerintah sebagai sarana untuk menyalurkan kebijakan-kebijakan yang bertitik pada pembangunan desa. Dikemas lucu dan dengan gaya jogja yang khas. Tokoh-tokoh dalam opera ini adalah: Den Baguse Ngarso (Drs. Susilo), Pak Bina, Bu Bina (Heru Kesawa Murti), Kang Sronto, Yu Sronto (yang aslinya adalah istri dari pemeran Pak Bina), Den Ayune Ngarso (Yati Pesek) Kuriman, dan terakhir ada Yu Beruk.

10. Obrolan Angkring
Sapa kelingan tokoh tokohe, ayo tulis kene. Nek aku masih ingat lagunya loh.
Warung angkring sebutane
Ra ngintelek ning mesti dho dikangeni
Mahasiswa, tukang becak, seniman lan senewen
kabeh ngumpul dadi siji dho gayenge
Ngobrol mrono, ngobrol mene kaya ahli
Wusanane ngrasani nggone tanggane
Aja-aja, aja keladuk sembrono, iso iso diciduk karo pulisi
Mangga-mangga, mangga lenggah wonten mriki
Lenggah nangkring, sego kucing, karo ngopi
Mangga-mangga, sing ra jajan mesti rugiii

11. Basiyo

Dagelan mataram ala Jogja yang digawangi oleh Alm. Basiyo, Alm. Ki Narto Sabdo. Ngabdul,dll. Dagelan yang bersahaja, lugu, cerdas, antisipatif, tidak sarkasme, dan sangat kental dengan kebudayaan dan cara hidup orang kebanyakan di Jogja.
untuk Mp3nya akan saya Upload di Blog ini...


12. Sujud Sutrisno
Seorang pengamen jalanan jogja yang khas dengan permainan kendang tunggal di selempangkan menyamping di perutnya. Mulai mengamen dengan kendang tunggal ini sejak ibuku belum lahir,,yaitu sebelum tahun 62, dan sampai sekarang mbah sujud masih mengamen dengan cara yang unik ini. Satu frase dalam lagunya yang terkenal adalah

"Tum, dundang mbokmu....."


13. Puk puk puk, ji walang kaji puk puk beruk dem dem
Masih ingat ga, tahun sekitar 80an pertengahan, ada opera Lebaran yang dibintangi oleh Didik Nini Thowok, Daryadi, Marwoto Kawer, dan Bu Titik (yang biasa jadi mbok mban di ketoprak). Dalam opera itu, Dhidik Nini Thowok dan Marwoto Kawer merapal mantra yang lucu dan masih saya ingat sampai sekarang.

Pok pok pok dem dem dem, ji walangkaji pok pok beruk dem dem dem;
....ora ngalor ora ngidul nunul menuk Dul....

hahaha

14. Ciri-ciri orang Bantul: pipi kanan hitam
Hahaha ini pomeo entah siapa yang memulai, yang jelas sejak saya masih kecil, thn 90an saya sudah mendengar tentang hal ini.

Jadi begini, dahulu, orang orang Bantul banyak sekali yang bekerja ke Kota Jogja. Ribuan orang bersepeda bersama memenuhi jalan jalan arteri utama Bantul-Jogja, seperti jalan Bantul, jalan Parangtritis, dan jalan Imogiri, baik pada pagi hari ketika datang maupun sore hari ketika pulang, berjajar 2-3 sepeda di sebelah kiri. Ketika berangkat kerja, mereka berbondong-bondong bersepeda menuju Kota yang berada disebelah utara, menuju arah utara, sehingga matahari pagi di timur lebih banyak menyinari sisi muka sebelah kanan. Begitu pula sebaliknya, ketika pulang, muka mereka sebelah kanan kembali terkena matahari sore di ufuk barat. Begitulah pomeo ini berlaku hahahaha.

15. Legenda Lampor
Ketika saya kecil, saya pernah diceritakan sama bapak kalau di malam-malam tertentu, orang orang disepanjang lembah Kali Code mendengar bunyi gemerincing dan derap kaki kuda. Dan ketika mereka mendengar itu, lantas serta merta mereka akan menutup pintu dan jendela. Ya, mereka bilang ada LAMPOR datang. Lampor adalah tentara dari kerajaan Ratu Pantai Selatan. Mereka datang dengan kereta kuda mengantarkan Ratu yang hendak berkunjung dengan kereta kencananya menuju Gunung Merapi melewati sungai Code. Tapi jaman dulu memang mereka benar-benar mendengarkan suara gemerincing itu. Jika suara itu datang, pendudu lantas menutup pintu lantaran takut dibawa serta ke Laut Kidul. Tapi suara itu terdengar benar-benar ada!!! Legenda tentang Lampor ini pernah dituliskan dalam sebuah cerpen oleh seorang tukang becak, tapi ketika tulisannya mendapat juara dalam sebuah kompetisi, dia menolak untuk menulis lagi.

Tugu Jogja


Tugu Jogja merupakan landmark Kota Yogyakarta yang paling terkenal. Monumen ini berada tepat di tengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jendral Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro. Tugu Jogja yang berusia hampir 3 abad memiliki makna yang dalam sekaligus menyimpan beberapa rekaman sejarah kota Yogyakarta.

Tugu Jogja kira-kira didirikan setahun setelah Kraton Yogyakarta berdiri. Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat), sehingga disebut Tugu Golong-Gilig.

Secara rinci, bangunan Tugu Jogja saat awal dibangun berbentuk tiang silinder yang mengerucut ke atas. Bagian dasarnya berupa pagar yang melingkar sementara bagian puncaknya berbentuk bulat. Ketinggian bangunan tugu pada awalnya mencapai 25 meter.

Semuanya berubah pada tanggal 10 Juni 1867. Gempa yang mengguncang Yogyakarta saat itu membuat bangunan tugu runtuh. Bisa dikatakan, saat tugu runtuh ini merupakan keadaan transisi, sebelum makna persatuan benar-benar tak tercermin pada bangunan tugu.

Keadaan benar-benar berubah pada tahun 1889, saat pemerintah Belanda merenovasi bangunan tugu. Tugu dibuat dengan bentuk persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi itu. Bagian puncak tugu tak lagi bulat, tetapi berbentuk kerucut yang runcing. Ketinggian bangunan juga menjadi lebih rendah, hanya setinggi 15 meter atau 10 meter lebih rendah dari bangunan semula. Sejak saat itu, tugu ini disebut juga sebagai De Witt Paal atau Tugu Pal Putih.

Perombakan bangunan itu sebenarnya merupakan taktik Belanda untuk mengikis persatuan antara rakyat dan raja. Namun, melihat perjuangan rakyat dan raja di Yogyakarta yang berlangsung sesudahnya, bisa diketahui bahwa upaya itu tidak berhasil.

Bila anda ingin memandang Tugu Jogja sepuasnya sambil mengenang makna filosofisnya, tersedia bangku yang menghadap ke tugu di pojok Jl. Pangeran Mangkubumi. Pukul 05.00 - 06.00 pagi hari merupakan saat yang tepat, saat udara masih segar dan belum banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang. Sesekali mungkin anda akan disapa dengan senyum ramah loper koran yang hendak menuju kantor sirkulasi harian Kedaulatan Rakyat.

Sore hingga tengah malam, ada penjual gudeg (masakan khas Yogyakarta) di pojok Jl. Diponegoro. Gudeg di sini terkenal enak dan harganya wajar. Anda bisa makan secara lesehan sambil menikmati pemandangan ke arah Tugu Jogja yang sedang bermandikan cahaya.

Begitu identiknya Tugu Jogja dengan Kota Yogyakarta, membuat banyak mahasiswa perantau mengungkapkan rasa senangnya setelah dinyatakan lulus kuliah dengan memeluk atau mencium Tugu Jogja. Mungkin hal itu juga sebagai ungkapan sayang kepada Kota Yogyakarta yang akan segera ditinggalkannya, sekaligus ikrar bahwa suatu saat nanti ia pasti akan mengunjungi kota tercinta ini lagi.